Korea Selatan dikenal tidak hanya dengan K-pop dan drama, tetapi juga kekayaan budayanya yang tertanam dalam festival tradisional Korea. Setiap tahunnya, masyarakat Korea merayakan beragam perayaan budaya yang sarat makna sejarah, nilai kekeluargaan, dan penghormatan terhadap leluhur. Jika Anda tertarik memahami budaya Korea secara lebih dalam, mengenal festival-festival ini adalah langkah awal yang penting.
Seollal – Tahun Baru Imlek ala Korea
Apa Itu Seollal?
Seollal adalah perayaan Tahun Baru Imlek versi Korea yang jatuh pada hari pertama kalender lunar. Ini adalah salah satu festival tradisional Korea yang paling penting dan dirayakan secara nasional. Perayaan ini biasanya berlangsung selama tiga hari: sehari sebelum, hari H, dan sehari setelahnya.
Tradisi Saat Seollal
Selama Seollal, keluarga besar berkumpul di rumah orang tua atau kakek-nenek untuk melakukan ritual leluhur yang disebut charye. Dalam ritual ini, makanan tradisional seperti tteokguk (sup kue beras) disajikan sebagai bentuk penghormatan kepada arwah leluhur.
Anak-anak mengenakan hanbok (pakaian tradisional Korea) dan memberikan sebae, yaitu salam hormat kepada orang yang lebih tua, lalu menerima uang saku sebagai balasannya. Aktivitas lainnya termasuk bermain permainan tradisional seperti yutnori dan menonton pertunjukan budaya.
Kapan Seollal Dirayakan?
Seollal jatuh antara akhir Januari hingga pertengahan Februari, tergantung pada perhitungan kalender lunar. Pastikan memeriksa kalender Korea jika Anda ingin merasakan atmosfernya langsung.
Chuseok – Hari Panen dan Rasa Syukur
Makna Chuseok dalam Budaya Korea
Chuseok sering disebut sebagai “Thanksgiving-nya Korea”, dirayakan pada tanggal 15 bulan ke-8 dalam kalender lunar. Ini adalah momen bagi keluarga untuk bersyukur atas hasil panen dan menghormati leluhur mereka.
Tradisi Saat Chuseok
Pusat dari festival ini adalah jesa, upacara penghormatan kepada leluhur yang dilakukan di rumah. Setelah itu, keluarga akan menikmati makanan khas seperti songpyeon (kue beras isi) dan jeon (panekuk goreng berbagai bahan).
Tak hanya itu, orang Korea juga mengunjungi makam leluhur untuk membersihkannya, tradisi yang disebut seongmyo. Beberapa tempat juga menyelenggarakan tarian tradisional ganggangsullae, yang dilakukan oleh wanita dalam lingkaran di bawah sinar bulan.
Kapan Chuseok Dirayakan?
Biasanya jatuh antara pertengahan September hingga awal Oktober. Seperti Seollal, hari libur nasional diberikan selama tiga hari.
Festival Tradisional Korea Lainnya yang Tak Kalah Menarik
Danoje (Festival Dano)
Dano dirayakan pada hari kelima bulan kelima kalender lunar. Festival ini berasal dari tradisi pertanian dan digunakan untuk mengusir roh jahat serta mendoakan kesehatan dan hasil panen.
Aktivitas khas Dano termasuk mencuci rambut dengan air herbal changpo, mengenakan pakaian merah-biru, serta pertunjukan ssireum (gulat Korea), dan bermain ayunan tradisional.
Jeongwol Daeboreum
Festival ini dirayakan saat bulan purnama pertama setelah Seollal. Tujuannya adalah mendoakan keberuntungan dan kesehatan sepanjang tahun.
Makanan khasnya adalah ogokbap (nasi lima biji-bijian) dan kacang-kacangan. Tradisi unik lainnya adalah membakar jerami untuk mengusir roh jahat dan menyaksikan pertunjukan api.
Hansik
Hansik berarti “makanan dingin” dan jatuh sekitar awal April. Pada hari ini, masyarakat Korea menghindari memasak dengan api dan hanya memakan makanan yang disiapkan sebelumnya. Festival ini berhubungan dengan ritual penghormatan leluhur dan biasanya diiringi kegiatan zìmù (ziarah kubur).
Festival Tradisional Korea dalam Kehidupan Modern
Antara Tradisi dan Adaptasi
Meski zaman telah berubah, festival tradisional Korea tetap dipertahankan dengan semangat tinggi. Pemerintah Korea bahkan menetapkan banyak festival ini sebagai warisan budaya takbenda, dan secara aktif mempromosikannya dalam bentuk festival publik dan acara pariwisata.
Beberapa festival besar bahkan diadakan dalam bentuk pertunjukan budaya yang terbuka untuk wisatawan asing, seperti Korea Folk Festival, Andong Mask Dance Festival, atau Seoul Lantern Festival yang menggabungkan unsur tradisional dan modern.
Wisata Budaya yang Semakin Diminati
Bagi wisatawan internasional, berkunjung ke Korea saat festival berlangsung memberikan pengalaman yang tak ternilai. Anda bisa menyaksikan langsung kehidupan masyarakat lokal, mencicipi makanan otentik, dan bahkan ikut serta dalam ritual atau permainan tradisional.
Beberapa tempat seperti Korean Folk Village, Gyeongbokgung Palace, dan Jeonju Hanok Village menawarkan paket pengalaman budaya saat festival berlangsung, lengkap dengan kostum tradisional dan workshop makanan.
Menyelami Jiwa Korea Lewat Festival Tradisional
Festival tradisional Korea bukan sekadar hari libur, tetapi cerminan nilai-nilai penting seperti kekeluargaan, penghormatan terhadap leluhur, dan rasa syukur. Dengan mengenal Seollal, Chuseok, dan festival lainnya, kita bisa memahami jiwa budaya Korea lebih dalam.
Bagi Anda yang ingin menjelajahi Korea bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pengalaman budaya, merencanakan perjalanan saat festival adalah pilihan yang tepat. Jangan hanya menonton K-drama, datang dan rasakan langsung semarak festival tradisional Korea! Jika Anda ingin kirim souvenir dari Korea, Kirim dengan Jasa Import dari Korea terpercaya ya!