Proses import barang dari luar negeri bukanlah sekadar membeli dan menunggu kiriman datang. Dalam setiap tahap pengiriman internasional, ada satu hal yang krusial namun sering kali dianggap sepele: pengemasan atau packing barang. Packing yang buruk bisa menjadi sumber masalah besar—barang rusak, keterlambatan distribusi, bahkan kerugian finansial.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara menyeluruh mengenai pentingnya packing yang bagus dalam proses import, berbagai jenis packing yang tepat, serta tips menentukan jenis packing sesuai dengan jenis barang yang kamu kirim.
Mengapa Packing Sangat Vital dalam Proses Pengiriman Internasional

1. Menghindari Kerusakan Fisik
Barang import melewati banyak tahap pengangkutan: dari supplier ke pelabuhan, dimuat ke kapal atau pesawat, transit di pelabuhan lain, hingga akhirnya sampai ke alamat tujuan. Dalam proses ini, barang:
- Ditumpuk dengan barang lain
- Berpindah dari satu moda transportasi ke moda lainnya
- Terkadang terpapar cuaca ekstrem, baik panas maupun lembap
Packing yang kuat dan sesuai jenis barang sangat penting untuk mengurangi risiko kerusakan fisik, seperti pecah, penyok, atau lembap.
2. Mencegah Kehilangan atau Tertukar
Packing dengan label dan identitas jelas membantu mengurangi risiko barang tertukar, hilang, atau salah kirim. Ini sangat penting terutama dalam pengiriman LCL (Less than Container Load) di mana satu kontainer berisi banyak pengirim berbeda.
3. Melindungi Barang dari Pencurian
Packing yang rapi dan tersegel dengan baik mempersulit pihak tidak bertanggung jawab untuk membuka isi barang. Tambahan segel, lakban khusus, hingga kode QR juga sering digunakan untuk menambah keamanan.
4. Memenuhi Standar Bea Cukai
Beberapa negara memiliki standar packing minimum untuk jenis barang tertentu. Packing yang tidak sesuai bisa menyebabkan penahanan barang di pelabuhan atau penolakan bea cukai, yang akhirnya memperlama proses dan menambah biaya.
Jenis Packing yang Umum Digunakan dalam Import
1. Karton Tebal (Corrugated Box)
Sering digunakan untuk barang retail, fashion, dan kosmetik. Biasanya disertai dengan inner box, bubble wrap, atau foam untuk melindungi isi dari guncangan.
2. Bubble Wrap dan Foam Sheet
Ideal untuk barang yang rentan terhadap benturan seperti elektronik, kaca, alat laboratorium, dan lainnya. Memberikan lapisan bantalan yang fleksibel.
3. Wooden Crate (Petikemas Kayu)
Packing berbahan kayu cocok untuk:
- Mesin dan spare part berat
- Peralatan laboratorium besar
- Alat industri bernilai tinggi
Kayu juga tahan terhadap tekanan dan mudah ditumpuk.
4. Plastic Wrapping dan Stretch Film
Digunakan untuk membungkus palet agar stabil dan tidak mudah tergeser selama perjalanan. Stretch film juga melindungi dari debu dan kelembapan.
5. Vacuum Packing
Sangat efektif untuk produk makanan, bahan kimia sensitif, dan barang yang butuh kelembapan rendah. Juga membantu menghemat ruang.
6. Palletizing
Digunakan untuk mempermudah pemindahan barang menggunakan forklift. Palet dapat berbahan kayu atau plastik, dan mengurangi risiko barang rusak karena tertindih.
Risiko Packing yang Buruk dalam Proses Import
Tanpa packing yang memadai, berbagai risiko bisa muncul:
❌ Barang Pecah atau Rusak
Salah satu risiko utama. Jika kamu mengimpor barang pecah belah tanpa perlindungan tambahan, kemungkinan besar barang akan rusak di perjalanan.
❌ Klaim Asuransi Ditolak
Beberapa penyedia asuransi tidak akan memproses klaim jika terbukti bahwa kerusakan disebabkan oleh packing yang tidak layak.
❌ Penolakan Bea Cukai
Barang dengan packing tidak standar bisa dicurigai sebagai barang tidak layak edar, palsu, atau berbahaya. Ini bisa menyebabkan penyitaan atau denda.
❌ Tertundanya Pengiriman
Jika packing tidak memadai dan harus dilakukan repacking di pelabuhan atau gudang transit, proses pengiriman akan tertunda.
Tips Memastikan Packing yang Tepat untuk Barang Import

✅ 1. Ketahui Karakteristik Barang
Barang berbeda membutuhkan perlakuan berbeda. Barang elektronik butuh antistatic bubble wrap, makanan butuh vakum dan pendingin, barang cair perlu wadah kedap.
✅ 2. Berkomunikasi dengan Supplier
Pastikan supplier mengerti standar packing internasional. Minta contoh packing atau dokumentasi seperti foto/video sebelum dikirim.
✅ 3. Gunakan Label yang Jelas
Tambahkan label seperti:
- “Fragile”
- “This Side Up”
- “Handle With Care”
- “Keep Dry”
Label ini penting untuk mengarahkan pihak logistik dalam menangani barang dengan benar.
✅ 4. Pertimbangkan Iklim dan Jalur Pengiriman
Jika barang melewati negara dengan kelembapan tinggi atau suhu ekstrem, packing harus tahan terhadap kondisi tersebut. Gunakan silica gel atau vacuum bag jika perlu.
✅ 5. Jangan Remehkan Inner Packaging
Packing luar mungkin terlihat kuat, tapi bagian dalam juga harus diperhatikan. Gunakan pelindung tambahan seperti foam, partisi karton, atau sablon plastik anti gores.
✅ 6. Gunakan Forwarder Profesional
Forwarder berkualitas yang berpengalaman biasanya menawarkan jasa packing atau repacking sesuai standar ekspor-impor. Mereka juga bisa membantu jika ada permintaan packing kayu ISPM 15 (sertifikasi untuk ekspor kayu).
Packing Adalah Cermin Profesionalisme Bisnis
Packing yang bagus bukan hanya soal teknis logistik, tapi juga mencerminkan seriusnya bisnis kamu dalam menjaga kualitas produk. Bagi importir yang juga menjual ulang barang, kesan pertama dari packing bisa membentuk persepsi pembeli.
Beberapa keuntungan jangka panjang dari packing yang berkualitas:
- Barang sampai dalam kondisi baik
- Reputasi bisnis meningkat
- Pembeli merasa aman dan puas
- Meningkatkan kemungkinan repeat order
Kesimpulan: Packing Bukan Tambahan, Tapi Kebutuhan
Dalam dunia import, packing adalah bagian dari strategi pengiriman. Dengan packing yang sesuai, kamu bisa menghindari berbagai kerugian yang tak perlu, mulai dari kerusakan barang, biaya tambahan, hingga kehilangan kepercayaan pelanggan.
Jangan hanya berfokus pada harga murah dari luar negeri—pastikan juga kamu berinvestasi pada packing yang kuat dan profesional, demi kelancaran bisnis jangka panjang.